Pages

Saturday 27 November 2010

Flemingia congesta......untuk reklamasi lahan bekas lahar GUNUNG MERAPI


Berdasarkan sejarah, G. Merapi mulai tampil sebagai gunungapi sejak tahun 1006, ketika itu tercatat sebagai letusannya yang pertama. Sampai letusan Februari 2001, sudah tercatat meletus sebanyak 82 kejadian. Material yang dimuntahkan Merapi terdiri dari gas, kerikil, kerakal, material - material halus, dan banyak debu, dan lain- lainnya. ( Mbah Rono, SOLORAYA nad 16 ). Erupsi Merapi merusak 867 ha hutan di wilayah Kabupaten Sleman dengan total kerugian sekitar Rp 33 M. Hutan negara di kawasan Cangkringan yang mengalami kerusakan seluas 310 ha dengan kerugian sekitar Rp 17 M. Hutan rakyat yang rusak terdapat di Kecamatan Umbulharjao, Kepuharjo, dan Glagahharjo, Cangkringan 210 ha dengan total kerugian sekitar Rp 11 M. Kebun rakyat yang rusak di kawasan Cangkringan dan Pakem seluas 347 ha dengan total kerugian Rp 5 M. Menurut Menteri Lingkungan HIdup, perlu dilakukan penataan ruang yang mengintegrasikan kawasan rawan bencana, karena letusan G Merapi telah merusak ekosistem alami yang ada. ( HILEUD.COM )
Reklamasi dan pengelolaan lahan bekas lahar g Merapi telah dilakukan di desa Kemiren, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang. Teknologi yang diterapkan adalah menanami lahan yang tertimbun lahar dengan Flemingia congesta, dan dengan penggunaan emulsi bitumen.
Flemingia congesta adalah tanaman legum perdu, dapat mencapai tinggi 3 - 5 meter, tumbuh cepat, berdaun banyak, dapat dipangkas dan hasil pangkasannya digunakan sebagai pupuk organik, dan apabila terbakar dapat bertunas kembali. Sedangkan bitumen digunakan sebagai amelioran, khususnya untuk memperoleh kelembaban tanah yang cukup agar mampu mendukung pertumbuhan tanaman dengan baik. Dalam waktu satu tahun, lahan bekas endapan lahar telah tertutup rapat oleh vegetasi. ( SATU ABAD. KIPRAH LEMBAGA PENELITIAN TANAH INDONESIA 1905 - 2005 . badan litbang pertanian. departemen pertanian )

Monday 15 November 2010

Organic Farming: PABRIK PUPUK BIOLOGIS

Organic Farming: PABRIK PUPUK BIOLOGIS: "Sistem pertanian modern sangat tergantung pada input energi. Persediaan energi makin lama makin ketat dan cadangan minyak bumi makin berkur..."

Saturday 13 November 2010

AZOLLA SP


Azolla sp adalah sejenis paku air tawar yang biasa dijumpai di daerah tropis ataupun subtropis. Hidup mengapung bebas pada permukaan air. Nama Azolla berasal dari bahasa Yunani, Azo artinya kering dan ollya artinya membunuh, jadi tanaman ini akan mati ( terbunuh ) dalam keadaan kekeringan. Azolla sp hidup bersimbiosis dengan ganggang Anabaena azollae sehingga dapat memfiksasi nitrogen dari udara. Azolla yang tumbuh di Indonesia dapat memfiksasi nitrogen sebanyak 7.2 mg N/ gram berat kering / hari. Fiksasi nitrogen adalah suatu proses dimana N2 direduksi menjadi NH3.Proses ini terjadi pada mikroorganisme procaryotic, antar lain bakteri yang hidup bebas di dalam tanah, Blue Green Algae yang hidup bebas ataupun besimbiosis dengan fungi, lumut atau paku air dan juga bakteri yang hidup bersimbiosis dengan tanaman kacang2an ( legum ). Penelitian Azolla di Indonesia telah dirintis sejak 1949 oleh Lembaga Biologi Nasional antara lain tentang kemungkinan penggunaannya sebagai pupuk hijau. Dari pengamatan di lapang yang telah dilakukan di Jawa, Sumatera Selatan dan Sulawesi Selatan ternyata tanaman Azolla memang sudah ada pada sawah2 petani. Adapun keuntungan yang diperoleh dari penggunaan tanaman Azolla ialah sebagai sumber nitrogen sehingga menghemat penggunaan pupuk N, meningkatkan kandungan bahan organik tanah, memperbaiki struktur tanah, sebagai sumber pakan ternak dan dapat berperan sebagai indikator defisiensi hara.

Friday 12 November 2010

PABRIK PUPUK BIOLOGIS


Sistem pertanian modern sangat tergantung pada input energi. Persediaan energi makin lama makin ketat dan cadangan minyak bumi makin berkurang, sehingga semakin perlu untuk menghemat energi dalam bidang pertanian dan menjamin agar bahan bakar fosil yang makin langka itu digunakan menurut prioritas yang rasional. Proses Haber dan Bosch yang berlangsung pada pembuatan pupuk nitrogen perlu energi tinggi. Untuk menghasilkan satu kg pupuk urea dibutuhkan 1147 k cal. Bila energi yang digunakan berasal dari energi fosil maka lama kelamaan energi fosil tersebut menjadi faktor pembatas. Proses penambatan nitrogen dari udara secara alami terjadi pada mikroorganisme dimana kebutuhan energi yang tinggi dapat dipenuhi oleh sinar matahari dengan perantaraan enzim nitrogenase yang dimilikinya. Mengembangkan proses penambatan nitrogen udara secara biologis merupakan suatu sumbangan besar bagi penghematan energi fosil. Proses penambatan nitrogen secara biologis terjadi pada tanaman polongan ( legum ), juga terjadi pada tanaman Azolla sp.

Wednesday 10 November 2010

Organic Farming: Pertahankan mutu tanah

Organic Farming: Pertahankan mutu tanah: "Tanah perlu dijaga agar mutunya dapat dipertahankan sehingga produk pertanian yang aman dapat dicapai. Ada tanah sehat , ada tanah sakit."

Sunday 7 November 2010

MENANGKAL HAMA TANAMAN RAMAH LINGKUNGAN


Penggunaan pestisida secara tidak bertanggung jawab akan mendatangkan masalah serius terhadap manusia dan lingkungan. Penggunaan pestisida yang terus menerus pun akan memunculkan varian hama baru yang kebal. Hama yang merusak tanaman memang perlu diberantas. Agar tak terkena dampak pemakaian pestisida kimia sebaiknya dipilih cara alami yang ramah lingkungan. Tidak sedikit hama pengganggu tanaman yang mengenali "tanaman mangsanya"dari aromanya. Caranya dengan menghadirkan tanaman yang memiliki aroma yang kuat untuk mengacaukan efektivitas penciuman hama perusak. Tanaman yang terbukti berpotensi sebagai penghalau hama perusak yaitu kenikir.
Kenikir ( Cosmos caudatus Kunth ), secara tradisional dikonsumsi sebagai sayuran ataupun digunakan sebagai panambah nafsu makan, lemah lambung, penguat tulang dan pengusir serangga.
Tanaman kenikir mengandung sapronin, flavonoida, polifenol dan minyak atsiri.

Wednesday 3 November 2010

INSEKTISIDA NABATI


Lalat buah merupakan hama yang sangat merusak dalam bidang hortikultura, terutama pada buah2an dan sayuran, seperti jambu biji, belimbing, tomat,cabai merah nangka, melon dan lainnya. Pengendalian dengan menggunakan insektisida bukanlah jalan keluar yang baik, karena hal ini dapat mencemari lingkungan dan meninggalkan residu insektisida pada komoditas yang dilindungi. Pemakaian atraktan yang mengandung metil eugenol merupakan cara pengendalian yang ramah lingkungan karena tidak mencemari lingkungan dan tidak meninggalkan residu pada komoditas yang dilindungi, termasuk tidak berdampak negative terhadap musuh alami hama lalat buah dan serangga berguna. Atraktan berperan mengendalikan hama lalat buah dalam tiga hal, yaitu : ( a) memonitor populasi hama ; ( b ) memerangkap hama dan sekaligus membunuhnya dan ( c ) mengacaukan proses perkawinan . Metil eugenol merupakan atraktan food lure, artinya atraktan yang menarik sebagai bahan pangan dikonsumsi. Metil eugenol dicari oleh lalat jantan untuk dikonsumsi, kemudian diproses dalam tubuhnya yang kemudian menghasilkan suatu sex pheromone untuk menarik lalat betina dalam proses perkawinan. Lalat betina akan lebih tertarik terhadap lalat jantan yang telah mengkonsumsi metil eugenol. Dua jenis atraktan yang mengandung metil eugenol yaitu Melanol dan Ocimol. Melanol berasal dari hasil penyulingan daun Melaleuca bracteata , sudah direkomendasikan penggunaannya oleh Kawil Pertanian DKI Jakarta dan Ocimol berasal dari penyulingan daun Ocimum santum, telah didaftarkan untuk memperoleh hak paten. Kedua jenis atraktan nabati ini telah teruji di lapangan dengan hasil yang memuaskan, oleh karena itu sangat sesuai apabila digunakan dalam kegiatan pertanian organik.( Agus Kardinan, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat )